Kamis, 04 Maret 2010

Tangan Kanan dan Kiri Tak Ada yang Dominan, Anak Berisiko ADHD

Tangan Kanan dan Kiri Tak Ada yang Dominan, Anak Berisiko ADHD
Tangan manusia hanya satu yang bisa bekerja dominan yakni kanan saja atau kiri saja. Tapi ada beberapa orang yang bisa menggunakan kedua tangannya dengan baik dalam arti tidak ada yang dominan (ambidextrous).

Nah, jika kedua tangan tidak ada yang dominan sejak dari anak-anak maka itu perlu diwaspadai. Anak-anak yang bisa menggunakan kedua tangannya dengan baik diduga memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan kesehatan mental, bahasa atau masalah akademik.

Penelitian tersebut dilakukan Alina Rodriguez dari Imperial College London dan telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics. Anak-anak ambidextrous berisiko terkena ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau perilaku hiperaktif.

Peneliti mengungkapkan hasil temuan ini dapat membantu guru atau orangtua dalam mengidentifikasi siapa saja yang berisiko terhadap masalah-masalah tersebut.

Meskipun peneliti belum yakin apa penyebabnya, tapi diduga perbedaan-perbedaan yang terjadi di otak anak ambidextrous dan anak yang memiliki tangan dominan turut memainkan peran dalam hal ini.

Fenomena anak yang dapat menggunakan kedua tangannya dengan baik sangat jarang ditemui, diperkirakan hanya ada 1 kasus dari setiap 100 anak. Sehingga subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini juga tidak terlalu banyak.

"Hasil ini tidak mengartikan bahwa semua anak yang ambidextrous akan mengalami masalah-masalah tersebut, tapi memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang memiliki fungsi dominan," ujar Alina Rodriguez seperti dikutip dari LiveScience, Selasa (2/2/2010).

Para ilmuwan mengetahui bahwa masalah kidal berhubungan dengan belahan otak yang terkait. Bagi anak yang menggunakan tangan kanan, maka belahan otak yang paling dominan adalah bagian kiri. Karena itu diperkirakan pada anak yang ambidextrous juga diperkirakan berhubungan dengan bagian otak.

"Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan fMRI (magnetic resonance imaging) sehingga lebih akurat dalam melihat bagian mana yang dominan. Kemungkinan ada perbedaan dalam fungsi dan jalur otak dibandingkan dengan anak yang normal," ujar Rodriguez.

Pada individu yang ambidextrous, bagian otak kanannya mungkin tidak memiliki fungsi yang sama baiknya sehingga berhubungan dengan ADHD. Salah satu bukti menunjukkan orang yang ADHD biasanya mengalami kesulitan memproses informasi di belahan otak kanan.

Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan risiko gangguan kesehatan mental, bahasa atau akademik pada anak-anak yang ambidextrous dibandingkan dengan anak yang normal.

sumber: health.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar