Selasa, 16 Maret 2010

Mendeteksi Autis Sejak Dini

Autis berarti sendiri, artinya hidup dalam dunianya sendiri. Gejala autis meliputi gangguan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Gejala autis ada yang ringan ada yang berat, mulai dari yang tidak bicara sampai ada yang banyak bicara tetapi tidak terarah, tidak bisa bergaul atau tidak punya teman dan perilakunya aneh, suka mengulang hal yang disenangi.
Sampai sekarang belum ada alat untuk mendiagnosis pasti autis pada bayi. Saat ini beberapa ahli melakukan screening test mulai bayi umur empat bulan. Pada usia empat bulan orangtua dianjurkan untuk mengobservasi anaknya meliputi:
 Reaksi terhadap warna terang dan dapat mengikuti objek yang digerakkan.
 Menoleh ke arah sumber suara.
 Reaksi menatap muka terhadap wajah seseorang.
 Tersenyum bila kita tersenyum padanya.

Pada usia 12 bulan bayi perlu diwaspadai mungkin adanya gejala autis seperti:
 Tidak ada kontak mata.
 Tidak bisa menunjuk objek tertentu.
 Tidak bisa memberikan barang kepada orang.
 Tidak mengerti bila namanya dipanggil.
 Tidak bisa berkomunikasi babble (mengatakan "pa pa", "ma ma", "da da").

Bila ditemukan gejala ini perlu konsultasi ke dokter spesialis anak, mungkin kelainan ini merupakan gejala dini autis. Memastikan diagnose autis perlu diamati dan dievaluasi lebih lanjut.

Mencegah timbulnya autis sulit dikerjakan karena penyebab autis sampai sekarang belum diketahui pasti. Disamping itu autis bisa terjadi sejak dalam kandungan atau setelah bayi berumur dua tahun. Penyajit autis juga bisa mengalami kekambuhan bila terpapar dengan bahan makanan tertentu. Dapat diupayakan pencegahan sejak dalam kandungan, waktu persalinan dan masa bayi.

Dalam Kandungan
Perkembangan janin dalam kandungan sangat berpengaruh timbulnya autis. Pertumbuhan dan perkembangan otak dan susunan saraf pusat terjadi sangat pesat dalam periode ini sehingga segala sesuatu yang mengganggu/gangguan pada ibu yang sedang hamil akan besar pengaruhnya pada janin.
 Melakukan kontrol teratur pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan sejak awal kehamilan, lebih baik lagi sebelum menikah.
 Melakukan screening terhadap virus TORCH (Toxoplasma, Rubella, Citomegalivirus, Herpes), bakteri dan jamur (candida, crytococcus).
 Hidari memakai obat-obatan yang diminum kecuali atas petunjuk dokter.
 Hindari merokok baik aktif maupun pasif
 Hiduplah tenang dan hindari stres dan menikmati masa kehamilan.
 Hati-hati mengkonsumsi makanan yang tercemar (seafood, sayuran, buah).
 Hindari makanan yang mengandung bahan kimia, bahan pengawet dan zat pewarna.
 Hidup di lingkungan yang bersih dan nyaman (air, tanah, udara).
 Hindari polusi lingkungan:
Logam berat yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari:
 Alumunium (Al), dalam obat maag, bahan ajuvan vaksin, alat dapur
 Tembaga (Copper/Cu), dalam alat IUD, alat dapur, fungisida
 Timbal (Lead/Pb), bensin premium, cat tembok, cat rambut, baterei
 Perak (Silver/Ag), perhiasan, obat tetes mata
 Kadmium (Cd), pipa PVC, cat tembok, rokok, ban kendaraan
 Air raksa (Mercury/Hg), bahan pengawet vaksin, tambalan gigi (amalgam), salep antijamur, produk kosmetik, obat merah, tensimeter

Masa Persalinan
Ancaman yang paling berbahaya pada masa persalinan adalah adanya penurunan aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh bayi. Rencanakan persalinan ke tempat bersalin yang memadai fasilitasnya baik tenaga maupun alaat-alatnya. Lebih baik merujuk bayi dalam kandungan daripada setelah lahir bayi baru dirujuk, karena rahim ibu dengan air ketubannya merupakan inkubator dan lingkungan yang optimal untuk janin.

Masa bayi
Masa depan bayi sangat tergantung dari awal kehidupannya, oleh karena bayi sangat sensitif terhadap lingkungannya maka perlu dimonitor dan evaluasi tumbuh kembangnya sejak bayi bernafas pertama kali. ASI sangat penting, berilah sedini mungkin dengan melakukan insiasi sedini mungkin. Bayi yang mengalami sakit sejak masa neonatus (kurang dari 28 hari) terutama kuning, infeksi yang berat, pemberian antibiotika jangka panjang, pemberian oksigen, perlu dipantau lebih ketat. Perlu dimonitor dengan rekaman perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi disamping tumbuh kembangnya sejak lahir hingga balita.

sumber : dr Agus Harianto Sp.A(K) pada Harian SURYA MINGG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar