Sabtu, 15 Mei 2010

Faktor penyebab special needs

1. Faktor keturunan
Di Swedia, Hallgren (1950) melakukan penelitian dengan objek keluarga dan menemukan rata-rata anggota keluarga tersebut mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja. Kesimpulannya, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan. Ahli lainnya, Hermann (1959), mempelajari dan membandingkan anak-anak kembar yang berasal dari satu sel telur. Ia memperoleh kesimpulan bahwa anak kembar dari satu sel itu lebih mempunyai kesamaan dalam hal kesulitan membaca daripada anak kembar dari dua sel telur.
2. Fungsi otak kurang normal
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami masalah pada saraf otaknya. Pendapat ini telah menjadi perdebatan yang cukup sengit. Beberapa peneliti menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang lamban belajar dengan anak yang abnormal. Hanya saja, anak yang lamban belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak. Oleh sebab itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli saraf membuktikan masalah ini. Mereka menyebutnya sebagai "disfungsi otak" ketimbang "cedera otak". Sebenarnya, sangatlah sulit untuk memastikan bahwa keadaan itu disebabkan oleh cedera otak.
3. Masalah organisasi berpikir
Anak yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang dunia luas. Mereka tidak mampu berpikir secara normal. Misalnya, anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang, dengan tujuan meningkatkan daya belajarnya.
4. Kekurangan gizi
Berdasarkan penelitian terhadap anak dan binatang, ditarik suatu kesimpulan bahwa ada kaitan yang erat antara kelambanan belajar dengan kekurangan gizi. Walau pendapat tersebut tidak seluruhnya benar, tetapi banyak bukti menyatakan bila pada awal pertumbuhan seorang anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu akan memengaruhi perkembangan saraf utamanya, dan tentunya membawa dampak yang kurang baik dalam proses belajar.
5. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan, gangguan nalar, dan emosi, ketiganya mempunyai ciri khas yang sama, yaitu dapat mengakibatkan kesulitan belajar. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan ialah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat mengganggu perkembangan mental anak, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain. Gangguan tersebut mungkin berupa kepedihan hati, tekanan keluarga, dan kesalahan dalam menangani anak. Meskipun faktor ini dapat memengaruhi, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya hambatan. Yang pasti, faktor tersebut bisa mengganggu ingatan dan daya konsentrasinya. Dan dari pengalaman dapat dipetik pelajaran bahwa lingkungan yang tidak menguntungkan sedikit banyak bisa memengaruhi kecepatan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar